Dr. Kathy Niakan, dari Francis Crick Institute di London |
Peneliti asal inggris telah mendapatkan izin untuk menerapkan suatu
teknik editing genom yang sangat ampuh pada embrio manusia, meski peneliti di
seluruh dunia sedang terhambat pada moratorium (larangan sementara dari suatu kegiatan) untuk mengubah DNA yang dapat
diwariskan.
Penelitian inggris ini tidak akan bertentangan
dengan moratorium, karena embrio yang telah diubah tersebut tidak akan
ditanamkan didalam rahim. Tetapi penelitian ini dilakukan untuk membawa
selangkah lebih maju pada keputusan penting mengubah garis keturunan sel
germinal manusia pada tujuan medis dan tujuan lainnya
Teknik editing genetik baru, yang dikenal dengan
CRISPR atau Crispr-Cas9, memungkinkan peneliti untuk memotong dan menempelkan
DNA, material hereditas, dengan lebih mudah dan tepat. Tidak seperti kebanyak
model dari terapi gen, yang bertujuan hanya mengubah jaringan manusia dewasa
yang mati pada pasien, teknik CRISPR dapat diterapkan pada sel telur manusia,
sperma dan embrio awal, dan perubahan ini tidak akan diwariskan pada anak-anak
pasien tersebut. Karena mengubah garis keturunan sel germinal manusia dianggap memiliki
konsekuensi yang besar, akademi ilmiah terkemuka dari Amerika Serikat, Inggris
dan Cina mengeluarkan pernyataan bersama pada bulan Desember lalu. Pernyataan
tersebut meminta peneliti di seluruh dunia untuk menunda penelitian mengubah unsur
pewarisan sifat pada manusia.
Sebuah badan pengawas Inggris yang mengawasi Biologi Reproduksi, Human Fertilization
and Embryology Authority, Senin lalu menyetujui aplikasi yang diajukan oleh Kathy Niakan, dari
Francis Crick Institute di London, untuk mengubah embrio manusia dengan teknik
CRISPR. Dr. Niakan, seorang ahli biologi perkembangan, tidak berniat untuk menanamkan
embrio yang telah diubah tersebut di dalam rahim. Menurut sebuah laporan di Nature,
dia akan membiarkan embrio berakhir ketika masih berusia tujuh hari dan telah
mencapai blastosista, atau tahap implantasi. Sumber embrio didapatkan dari klinik
kesuburan yang telah menghasilkan embrio lebih dari yang klien mereka butuhkan.
Tujuan Dr. Niakan adalah untuk memahami tahapan perubahan genetik yang dilakukan
pada telur yang telah dibuahi melalui beberapa divisi awal. Penelitiannya tidak
akan menyebabkan perawatan medis tertentu, hanya untuk pengetahuan yang lebih
baik mengenai perkembangan dasar biologi. Penelitian ini mungkin akan berguna
dalam mengobati kasus-kasus ketidaksuburan tertentu, mengingat bahwa banyak sel telur yang telah dibuahi gagal sebelum mencapai tahap blastokista.
Langkah-langkah memutuskan rantai DNA |
Aliran perubahan diawali
dengan mengaktifkan gen yang dikenal sebagai Oct4, dan telah berhasil dilakukan
pada tikus, tetapi peneliti ingin mengetahui kemiripan prosesnya pada manusia.
Perlakuan praktis yang dikembangkan dari pengetahuan ini tidak akan selalu
memerlukan CRISPR.
peneliti Inggris telah memelopori banyak kemajuan dalam biologi
reproduksi, termasuk bayi tabung pertama, sel induk embrionik (setidaknya pada
tikus, sehingga lebih mudah untuk mengadaptasikan teknik ini pada manusia) dan
terapi penggantian mitokondria. sekarang mereka mungkin dapat memimpin eksplorasi
pada tahap awal embriologi manusia. Di Amerika Serikat, Kongres telah melarang
pemerintah untuk mendukung penelitian yang mengacak-acak embrio manusia,
meskipun larangan tersebut tidak berlaku bagi peneliti yang didanai secara
pribadi (bukan pemerintah).
Peneliti sedang mempersiapkan Embrio untuk dibekukan |
Pada bulan April 2015,
penerapan CRISPR pertamakali dilakukan pada embrio manusia, para peneliti yang
dipimpin oleh Junjiu Huang dari Sun Yat-sen University di Cina mencoba untuk
memperbaiki gen yang rusak yang menyebabkan gangguan darah yang dikenal sebagai
beta thalassemia. Meskipun percobaan itu secara etis dipertahankan - semua
embrio tidak mampu bekerja dengan baik karena cacat fatal - hal ini menunjukkan bahaya
yang mungkin terjadi dari teknik ini karena banyak hal yang tidak beres. Itulah
sebabnya akadimisi ketiga negara (Amerika, Inggris, dan Cina) mengeluarkan moratorium bagi seluruh
dunia untuk memodifikasi garis keturunan sel germinal manusia.
David Baltimore, seorang
ahli biologi terkemuka di California Institute of Technology yang membantu
mengatur moratorium, mengatakan eksperimen yang diusulkan tampaknya konsisten
dengan prinsip-prinsip yang disusun oleh akademi. Percobaan tersebut tidak
mungkin bagi para peneliti yang didanai pemerintah di Amerika Serikat karena
larangan kongres, tapi "untungnya, sumber pendanaan swasta dan negara tersedia
untuk melaksanakan penelitian", kata Dr. Baltimore.
George Q. Daley, seorang ahli biologi sel induk di Rumah Sakit Anak
Boston (AS), mengatakan bahwa, penelitian yang dilakukan Dr. Niakan pada embrio
manusia sangat penting, karena kita tahu bahwa embrio manusia sangat berbeda
dari embrio tikus dan mamalia lainnya yang diteliti di laboratorium. Menurutnya,
larangan Kongres pada penelitian embrio manusia, menempatkan Amerika pada
kerugian kompetitif dengan Inggris, di mana banyak penemuan besar telah dilakukan
untuk perkembangan manusia.
Diterjemahkan oleh: Ronald Yusuf Suheri
Diterjemahkan dari: http://www.nytimes.com/
Url sumber asli: http://www.nytimes.com/2016/02/02/health/crispr-gene-editing-human-embryos-kathy-niakan-britain.html?smid=fb-nytscience&smtyp=cur&_r=0