Creationist Vs Evolutionis |
Sejak Charles Darwin (1809-1882) mencetuskan
pandangannya mengenai Evolusi Biologi, perdebatan mengenai asal-usul mahluk
hidup dan manusia semakin memanas. Jauh sebelum Charles Darwin yang dijuluki
sebagai Bapak Evolusi menerbitkan bukunya yang berjudul On The Origin
of Species by Means of Natural Selection teori mengenai Evolusi sudah
sering dicetuskan oleh para ahli, bahkan para filsuf Yunani Kuno yang hidup
sebelum Masehi.
Plato (427-327 SM) mengemukan bahwa evolusi akan mengubah dunia yang organismenya sudah ideal dan teradaptasi sempurna dengan lingkungannya.
Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
Charles Darwin |
Hasil pemikiran Darwin terinspirasi dari kakeknya
sendiri yakni Erasmus Darwin. Pandangan Erasmus Darwin mengenai Evolusi
dituangkan didalam bukunya yang berjudul Zoonamia. Inti
pandangan Erasmus Darwin mengenai evolusi bertentangan dengan teori yang di
cetuskan Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829).
Jean-Baptiste de Lamarck |
Lamarck percaya
akan adanya perubahan linear pada makhluk hidup dari bentuk
tersederhana menuju bentuk yang lebih canggih. Menurut
Lamarck setiap spesies sudah
ada sejak penciptaan kehidupan, kemudian terjadi perubahan (Evolusi) pada
spesies sebagai akibat reaksi mereka terhadap lingkungan (adaptasi). Anggota
tubuh yang terlatih akan menguat, sementara yang tidak terpakai akan melemah
dan tereduksi. Hasil adaptasi ini lalu diwariskan secara turun-temurun kepada
anaknya.
Teori Darwin menjadi perdebatan yang sangat panas dan panjang salah satunya disebabkan oleh teorinya mengenai asal usul manusia. Para ahli Teologi dan Gereja pada masa itu tidak dapat menerima pendapat Darwin yang mengatakan bahwa manusia berasal dari monyet yang berevolusi, namun bukan hanya cendikiawan Kristen yang menolak teori Darwin ini, saya yakin hampir setiap golongan kepercayaan menolak teori ini. Golongan-golangan agamis inilah yang kemudian disebut sebagai golongan Creationist, yang percaya bahwa manusia dan ciptaan lainya diciptakan sedemikian rupa oleh Tuhan Pencipta.
Pendapat golongan Creationist ini didukung oleh teori
penciptaan/ kreasi. Sebenarnya teori ini juga masih menjadi landasan bagi
Lamarck untuk mencetuskan teori evolusinya.
Teori Kreasi (Creation), Menyatakan bahwa kehidupan disebabkan oleh zat supranatural pada waktu istimewa. Setiap spesies sudah ada sejak zaman dahulu. Teori ini juga disebut teori penciptaan. Penciptaan adalah kepercayaan kuno bahwa manusia, kehidupan, bumi, dan seluruh jagad raya mempunyai asal-usul secara ajaib yang dihasilkan oleh campur tangan adikodrati suatu keberadaan yang maha tinggi yang umumnya disebut Tuhan. Campur tangan ini dapat dilihat entah sebagai suatu tindakan penciptaan dari ketiadaan (ex nihilo), atau dengan munculnya ketertiban dari keadaan kaos (chaos) yang ada sebelumnya.
Sebagian besar imuwan moderen menganggap teori kreasi
sebagai pseudosains yang tidak sesuai dengan metode ilmu pengetahuan. Hal
inilah yang membuat mereka menjadi atheis dan meninggalkan Tuhan.
Nah, rekan-rekan guru Biologi sekalian. Digolongan
mana kalian berada. Apakah golongan Evolutionist atau golongan Creationist.
Pemahaman kalian mengenai asal usul manusia dan mahkluk hidup lainnya sangat
mempengaruhi pemahaman siswa-siswi kalian nantinya.
Saya sangat berharap rekan-rekan guru berhati-hati
dalam menentukan sikap, jika rekan-rekan sangat fanatik terhadap pandangan Evolusi Darwinisme tidak menutup kemungkinan anda dan siswa-siswi anda akan menjadi
atheis dan fanatik berlebihan terhadap pandangan creationist juga akan menutup
pandangan rekan-rekan sekalian terhadap sains dan fakta bahwa mahluk hidup
memang berevolusi untuk beradaptasi.
Jika anda tanya saya ada
digolongan mana, saya sangat sependapat dengan Lamarck yang percaya bahwa
manusia dan mahkluk hidup lainnya diciptakan sedemikian rupa oleh Tuhan, namun
Tuhan juga menganugerahi kemampuan bagi setiap spesies mahkluk hidup untuk
berevolusi agar dapat beradaptasi menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Satu
hal yang perlu kita pahami bersama, apapun agamamu, bahwa sains ada untuk menyatakan
ke-Agungan Tuhan, bukan untuk meragukan-Nya. Mengutip pernyataan Albert Enstein, "“Sains tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa sains adalah buta.”.
Referensi
Warella, J. C. (n.d.). TEORI
EVOLUSI SEBELUM CARLES ROBERT DARWIN. Retrieved Februari 3, 2016, from
Academia.edu:
http://www.academia.edu/8165276/TEORI_EVOLUSI_SEBELUM_CARLES_ROBERT_DARWIN
Wikipedia. (2015, Desember 31). Charles
Darwin. Retrieved Februari 3, 2016, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Darwin
Wikipedia. (2015, September 23). Jean-Baptiste
de Lamarck. Retrieved Februari 3, 2016, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Jean-Baptiste_de_Lamarck