Si Nakal |
Tidak dapat dipungkiri bahwa guru sangat senang punya siswa yang penurut dan cendrung memandang negatif siswa yang nakal. Naluriah, namun "tak patut" kata Upin-Ipin. Kali ini saya ingin mengajak rekan-rekan untuk memandang Si Nakal sebagai anugrah.
Kog bisa bang? jelas!, yang pertama siswa nakal melatih emosimu sebagai guru. Profesi guru merupakan profesi yang sangat menguras emosi. Tidak sedikit bapak-ibu guru stress akibat ulah siswa-siswinya. Jika dijalani dengan bijak, terbiasa menangani anak nakal guru akan semakin mudah membedakan yang mana marah untuk mendidik dan mana marah ngak jelas. Marah karena kenakalan siswa? wajar! Dendam pada siswa tersebut? Sebaiknya anda berhenti menjadi guru.
Kedua, Punya siswa nakal berarti anda dititipi "Calon Orang Sukses". Udah pasti begitu bang? Belum tentu, kalau kamu salah menanganinya bukan tidak mungkin anak tersebut justru menjadi "Penjahat Kelas Kakap".
Disinilah guru menjalankan fungsinya sebagai pendidik. Mendidik disini bukan untuk membuat Si Nakal jadi Si Penurut ya. Jika anda mendidik Si Nakal jadi Si Penurut, anda berhasil membentuk anak jadi "karyawan yang patuh" namun jika anda memoles kenakalan Si Nakal, anda menciptakan "Bos Masa Depan" Hasyeek!!!!
Si Nakal punya potensi yang sangat penting, yakni "Keberanian" dan "Kekuatan". Dua potensi ini yang menurut saya harus di gali oleh guru agar semakin kuat. Pada masa remaja, siswa anda sedang mencari jati dirinya. Nakal adalah bahasa yang digunakan guru untuk membuat stereo tape, mencap siswa yang sebenarnya sangat berpotensi.
Jadi harus gimana bang? Ajari mereka tanggung jawab!! Jika mereka melakukan kesalahan akibat dari kenakalannya, ajarkan mereka bagaimana bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. Punishment wajib jika ada kesalahan, tetapi ingat hukuman diberikan utuk mendidik, bukan untuk membunuh karakter.
Fasilitasi Si Nakal untuk menyalurkan "Keberanian" dan "Kekuatannya", tentunya jika guru menyediakan ruang untuk hal tersebut, kenakalan akan lebih terkontrol, jangan sampai diluar batas kenakalan remaja. Fasilitasi mereka sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Anda tentu lebih mengenal siswa anda, apa dan dimana potensi mereka.
Jadi bapak/ ibu, dari pada waktu anda habis untuk mengomel dan mengeluh karena punya Si Nakal, sebaiknya mulai bersyukur dan bantu mereka mengendalikan kenakalannya bukan membuangnya.
Semoga Sukses dengan Si Nakal.