Summery and Quiz |
Dewasa ini, kemauan belajar siswa kian
menurun. Faktor terbesar yang memengaruhi turunnya kemauan belajar siswa adalah
perkembangan teknologi, khususnya gadget. Gedget yang semakin hari semakin
canggih menjadi godaan yang berat, diperparah lagi oleh kurangnya kontrol orang
tua terhadap anak.
Alhasil, menurunnya kemauan belajar ini
membuat siswa tidak siap mengikuti pembelajaran disekolah. Siswa yang tidak
siap mengikuti pelajaran sangat merepotkan guru. Pembelajaran dikelas menjadi
tidak maksimal karena hanya berjalan satu arah dan siswa sangat kesulitan
mengikuti penjelasan guru. Menyadari masalah ini harus segera diatasi, saya
menerapkan metode summery dan quiz dikelas Biologi saya.
Sebelum memasuki materi/ bab baru, guru
meminta siswa untuk membuat summery/ ringkasan materi yang akan dipelajari.
Untuk membuat summery, guru menentukan pokok-pokok yang harus diringkas siswa,
hal ini sangat penting agar siswa tidak melenceng dari materi dan tujuan
pembelajaran.
Dalam menerapkan metode ini, guru
memerlukan kontrol untuk memastikan siswa membuat summery seperti yang
diharapkan oleh guru. Jika tidak ada kontrol tidak menutup kemungkinan siswa
akan membuat ringkasan yang asal-asalan atau bahkan tidak dikerjakan. Kontrol
dapat dilakukan dengan memeriksa ringkasan siswa dan memasukannya dalam nilai
tugas personal dan mengadakan quis diawal pertemuan. Quis akan “memaksa”
siswa untuk mengerjakan dan membaca kembali materi yang telah mereka ringkas.
Selain untuk kontrol, quis yang dilakukan
diawal pertemuan materi baru juga akan semakin memantapkan kesiapan siswa untuk
mengikuti materi yang akan dipelajari. Soal-soal yang digunakan guru pada
quis tersebut tidak boleh melenceng dari ringkasan yang dibuat siswa dan harus berada
dalam kategori soal C1 (pengetahuan) dalam Taksonomi Bloom. Guru belum dapat
menuntut pemahaman siswa (C2) atau level atas dalam Taksonomi Bloom, karena materi belum dibahas oleh guru.
Tingkatan Taksonomi Bloom (Sumber: Google Image) |
Sejauh ini, pelaksanaan metode ini ampuh
untuk meningkatkan kemauan belajar siswa, meski agak sedikit “memaksa”. Agar
siswa tidak terpaksa melaksanakan cara pembelajaran seperti ini, guru harus
menjelaskan kepada siswa bahwa guru menginginkan agar siswa siap mengikuti
pembelajaran. Jika siswa siap mengikuti pembelajaran siswa dapat lebih mudah
mengikuti materi baru yang akan disampaikan oleh guru.
Nah, bagi rekan-rekan guru yang menemukan
masalah kemauan belajar siswa seperti yang saya alami, metode summery dan quis
ini sangat saya rekomendasikan. Bagi rekan-rekan guru yang sudah menerapkannya
mohon untuk tidak segan-segan membagikan pengalamannya pada kita semua. Mari
kita majukan pendidikan Indonesia.