DISCOVERY LEARNING

Discovery Learning
Konsep
Discovery Learning adalah sebuah model pembelajaran yang lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Masalah yang disampaikan kepada siswa adalah masalah yang direkayasa oleh guru. Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discoverysiswa menemukan informasi sendiri.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
Implementasi Dalam Proses Pembelajaran
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas terdiri atas perencanaan dan pelaksanaan.
1) Perencanaan
Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
    • Menentukan tujuan pembelajaran
    • Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya  belajar, dan sebagainya)
    • Memilih materi pelajaran.
    • Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
    • Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
    • Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
    • Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2) Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur/langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.

Sistem Penilaian
Penilaian pada proses pembelajaran yang menggunakan model discovery learning dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis.  Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa, maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap.
Sumber: Guru Pembelajar

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »