Simbiosis Mutualisme: Kerjasama Orangtua dan Guru |
Pendidikan tidak akan pernah mencapai titik maksimalnya jika guru dan orang
tua hanya melakukan tugasnya masing-masing. Pendidikan anak di sekolah seolah
hanya tanggungjawab guru dan pendidikan anak di rumah hanya tanggungjawab orang
tua.
Orang tua yang merasa sudah membayar sekian ratus ribu bahkan mungkin
sekian juta untuk pendidikan anaknya disekolah melimpahkan sepenuhnya
pendidikan anaknya pada guru. Tidak sedikit pula yang menganggap sekolah adalah
tempat penitipan anak sementara orangtuanya pergi bekerja. Kemudian,
melimpahkan segala bentuk kegagalan anaknya pada sekolah dan para guru.
Sementara itu, tidak sedikit juga guru yang menganggap tugasnya telah
selesai seiring dengan berakhirnya bel pelajaran. Apapun bentuk perilaku siswa
diluar sekolah atau bahkan mungkin diluar jam pelajarannya dianggap tidak ada
hubungannya dengan dirinya dan sekolah.
Bentuk hubungan yang seperti ini akan menimbulkan permasalah yang cukup
serius. Orang tua dan guru akan saling menyalahkan atas kegagalan yang terjadi
terhadap siswa.
Masalah tentu membutuhkan solusi agar dapat terselesaikan. Kondisi saling
menyalahkan tentu saja tidak akan pernah melahirkan solusi. Sementara orangtua
dan guru sibuk saling menyalahkan, masalah yang dialami siswa akan semakin
memburuk. Dan akhirnya siswalah yang menjadi korban atas hubungan saling lempar
tanggungjawab antara orang tua dan guru.
Untuk memaksimalkan pendidikan, orang tua dan guru harus membangun
“Simbiosis mutualisme” atau hubungan yang saling menguntungkan. Untuk mendidik
siswa, guru dan orang tua harus saling bekerjasama, saling bertukar informasi
dan berbagi solusi agar pendidikan siswa benar-benar dapat dimaksimalkan. Pada
akhirnya sekolah bukan hanya tempat siswa belajar dan menuntut ilmu, namun juga
merupakan wadah yang mepertemukan guru dan orang tua.
Sekolah Kristen Makedonia secara rutin (Sebulan sekali) mengadakan kegiatan
sosialisasi. Kegiatan tersebut merupakan wadah untuk mempertemukan guru dan
orang tua siswa. Didalam kesempatan tersebut orang tua berkesempatan untuk
mendapatkan informasi mengenai pendidikan anaknya disekolah, baik nilai-nilai
pelajaran maupun perkembangan karakter anaknya. Selain orangtua, guru juga
berkesampatan untuk mendapatkan informasi mengenai anak didiknya kepada
orangtuanya masing-masing. Inilah bentuk kerjasama yang ideal, jadi pendidikan
anak dalap dimaksimalkan dengan kerjasama orangtua dan guru.
Hal penting yang harus kita pahami dengan benar
adalah, guru tidak akan pernah bisa menggantikan orang tua siswanya, karenanya
orang tua tidak boleh lepas tangan terhadap pendidikan anak. Guru juga tidak
boleh membatasi dirinya hanya dengan kehadiran di ruang kelas, karna pendidikan
yang sejati adalah bagaimana guru dan orang tua bekerjasama menyentuh hati dan
membentuk karakter yang baik pada setiap anak didik.