Onizuka, Sang Guru Besar |
Tujuh tahun yang lalu saya masuk fakultas ilmu
pendidikan, jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Pelita Harapan (UPH-Karawaci).
Namun jujur saja, saya sangat tidak menikmati pendidikan saya di awal-awal
semester. Mengapa? Karna saya hampir tidak bisa menerima bahwa saya akan
menjadi guru. Lah, kalau tidak mau jadi guru kenapa masuk FIP? Saya mengejar
beasiswa!.
Ada beberapa faktor krusial kenapa saat itu saya begitu
tidak ingin menjadi guru. Didalam mindset saya (saat itu), guru merupakan sosok
yang dibenci siswa, kaku, galak, sok mengatur, musuh siswa, gajinya kecil dan
lain sebagainya. Saya rasa saat ini pun masih banyak siswa yang punya mindset
yang sama, oleh sebab itu kalau kita cek cita-cita siswa, hampir tidak ada yang
mau menjadi guru.
Sudah hampir empat tahun yang lalu saya diwisuda sebagai
Sarjana Pendidikan, dan menjadi guru yang sesungguhnya hingga saat ini. Banyak
proses yang saya lalui hingga sekarang
saya sangat menikmati menjadi guru.
Titik balik yang membuat saya mulai menikmati menjadi
seorang guru bukan karena saya bertemu dengan profesor terkenal dibidang pendidikan seperti Anies Baswedan
atau Robert E. Slavin, namun seorang tokoh imajinatif yang dibuat oleh Tohru
Fujisawa, Eikichi
Onizuka. Jika saya tidak salah ingat, saat itu semester empat
saya di Teacher Collage UPH, seorang teman yang mengetahui bahwa saya tidak
bersemangat menjadi guru memberi saya film ini, saat ia saya diberi GTO Live
Action versi 1998 (Ada versi baru 2012).
Great Teacher Onizuka (GTO), merupakan dorama yang diangkat
dari serial komik. Live acton GTO dibuat pertamakali pada tahun 1998, kemudia
di remake pada tahun 2012 (season 1)
dan 2014 (season 2). Berikut ini sinopsis GTO yang saya sadur dari wikipedia:
Eikichi Onizuka, 22 tahun, adalah mantan pemimpin geng motor yang kemudian menjadi tukang kebun paruh waktu di sebuah sekolah. Kepala Sekolah yang melihat bagaimana Onizuka menghadapi anak-anak nakal disekolah memintanya untuk menjadi guru.Onizuka kemudian menjadi guru, namun Onizuka tidaklah sama dengan guru-guru yang sudah ada. Wataknya keras karena dia pernah menjadi anggota geng. Dia juga memiliki sifat sangat cuek dan tidak memedulikan tata krama yang ada. Dengan perilaku semacam itu, dia memecahkan berbagai masalah hubungan antarmurid di kelasnya dangan cara yang tidak biasa, seperti mengancam murid yang sok jagoan dengan ancaman akan menjatuhkannya dari atas gedung. Onizuka ditunjuk sebagai wali kelas 2-4 yang terkenal sangat nakal, dan selalu menyingkirkan wali-wali kelas mereka sebelumnya dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.Dengan wataknya yang tidak biasa itu, dia dibenci hampir semua orang di sekolah. Akan tetapi, pada akhirnya, banyak yang menyadari bahwa Onizuka adalah orang yang berjiwa bersih dan berhasil mengatasi setiap permasalahan yang dialami murid maupun rekan sejawatnya.
Meskipun kisah fiktif, GTO berhasil mengubah
mindset lama saya mengenai guru. Cara-cara Onizuka ketika berhadapan dan
mengatasi masalah siswanya betul-betul nyata dan masuk akal. Berikut ini
beberapa hal dari Onizuka yang berhasil menginspirasi saya:
Siswa adalah Sahabat
Kalimat yang sangat sering muncul hampir di setiap
episode GTO, selalu ada kalimat mengenai sahabat. Salah satu kalimat Onizuka untuk siswanya yang paling berkesan bagi saya adalah, “Kalian adalah
teman-temanku, dan sudah menjadi tugas seorang teman untuk membantu
teman-temannya”. Dari episode awal sampai akhir dari serial GTO, Onizuka
selalu berhasil membantu siswanya dalam mengatasi masalah-masalah mereka. Bagi
Onizuka siswa yang bermasalah di sekolah tentu memiliki masalah pribadi, yang
tentu saja jika masalah pribadi itu teratasi maka masalahnya disekolah juga
akan teratasi, jika anda ahli pendidikan tentu saja kalimat ini tidak asing.
Dengan menjadi sahabat, seorang guru akan lebih mudah
mendekati siswa dan kemudian membantu mereka mengatasi masalah-masalah pribadi
mereka. Jika guru terlalu jauh dari siswa, tentu saja siswa akan sungkan
menceritakan masalah-masalah mereka, bukan tidak mungkin mereka justru akan
menganggap guru sebagai musuh.
Setiap Siswa Spesial
Pandangan ini juga tidak asing dalam teori-teori
pendidikan, namun tidak banyak yang betul-betul memahaminya. Onizuka tidak
memandang siswa-siswinya sebagai anak-anak nakal yang harus diatasi, namun
mereka adalah anak-anak spesial yang
perlu dibantu untuk memahami betapa spesialnya mereka.
Disalah satu episode GTO, diceritakan bagaimana Onizuka
menyadarkan siswa-siswanya bahwa mereka adalah pribadi yang spesial. Kalimat
luar biasa dari Onizuka adalah, “Kebahagian bukan dihadiahkan, tetapi kalian
harus menemukan kebahagian kalian sendiri dimulai dengan mengenali dan
mencintai siapa diri kalian”.
Jangan Pernah Mengangap Mereka Sampah
Episode 1 GTO remake 2012, ditayangkan bagaimana Onizuka
melakukan “German Suplex” kepada Wakil kepala sekolah karena mengatai siswanya
sendiri sebagai “sampah”. Namun, kejadian inilah yang membuat kepala sekolah mengangkat Onizuka menjadi guru.
Seperti tulisan saya sebelumnya (The Power Of Words), kalimat negatif hanya akan membentuk mekanisme servo yang negatif pula dalam diri siswa. Jadi jangan pernah melayangkan kalimat-kalimat negatif pada siswa anda!
Membuat sekolah menjadi tempat yang menyenangkan
Banyak siswa yang menganggap sekolah adalah neraka,
mereka menjadi malas bersekolah karena benci jika harus bertemu guru. Bukan
salah mereka jika punya pandangan seperti ini, salah guru sendiri yang
membangun tembok pemisah antara guru dan siswa.
Onizuka tampil apa adanya, dengan gaya yang suka-suka
dia. Ketika berhadapan dengan siswanya dia memposisikan dirinya sebagai teman,
teman yang “menggila” bersama siswa-siswanya, seperti tak ada jarak diantara
mereka.
Rekan-rekan guru Onizuka tidak setuju dengan cara Onizuka
bergaul dengan siswa-siswanya, mereka menganggap cara Onizuka akan membuat
siswanya menjadi semakin liar dan tidak sopan terhadap orang yang lebih dewasa,
tidak sedikit didunia nyata para guru berfikiran yang sama. Namun, buktinya
kedekatan Onizuka dengan siswanya membuatnya lebih mengenal siswa-siswinya.
Sekolahpun jadi menyenangkan! |
Guru adalah Idola yang Keren.
Salah satu mindset lama saya adalah, guru merupakan sosok
yang sama sekali tidak keren, bergaya seperti orang tua yang kaku. Onizuka
menampilkan sosok guru yang keren, ia tampil apa adanya, seperti apa yang ia
inginkan. Guru memang harus berpenampilan yang sopan, bukan berarti tidak keren juga kan?.
Lumayan cool man! |
Intinya adalah, Onizuka menunjukan kepada saya bagaimana
sebenarnya menjadi guru dengan cara menjadi sahabat mereka dan membantu mereka
mengatasi masalah-masalah pribadi mereka, serta mengajarkan saya untuk menjadi guru
berbeda dari orang-orang dewasa kebanyakan. Secara psikologis anak-anak
membenci orang dewasa karena penuh sandiwara. Jadi, janganlah bersandiwara
didepan mereka, karena mereka bisa melihat siapa yang tulus dan siapa yang
bersandiwara.
Sebenarnya ada cukup banyak pelajaran yang berharga yang dapat dikutip dari cerita Great Teacher Onizuka. Berikut ini kuotasi-kuotasi menarik dari Onizuka (GTO Remake 2012):
- Jika kamu tidak merubah dirimu, tak akan ada yang berubah.
- Jika ada dinding didepanmu maka hancurkan!
- Teman ada disaat kau membutuhkan.
- Uang? Merk? Elit? Lihat, bagaimanapun pakaiannya, saat dilepas kita sama saja. Nilai dan status seseorang tidak ditentukan oleh barang-barang seperti itu. Dirimu berharga, seberapa kau bisa membuat dirimu berharga.
- Berhentilah menyebut-nyebut kemiskinanmu, tidak memiliki uang bukanlah halangan untuk menggapai jutaan mimpi.
- Jangan mengaku kalah sebelum bertindak.
- Tidak apa-apa kalau kau gagal.
- Jangan pendam perasaanmu, berteriaklah minta tolong. Tentu akan ada yang mendengar suaramu, dia akan datang dan menyelamatkanmu. Kau tidak sendirian.
- Jika terus terikat masa lalu maka kau akan sulit tersenyum kembali. Mereka meninggalkan masa lalu untuk hari ini dan masa depan.
- Kita bisa salah tetapi kita juga bisa memperbaikinya.
- Tempatmu adalah bukan suatu hal yang diberikan, tetapi sesuatu yang kau buat sendiri.
- Anda tidak bisa menilai seseorang dari nilai akademinya. Hidup tidak ditentukan dari nilai sekolah yang bagus.
- Kau pikir kau satu-satunya orang yang menderita karena kerasnya hidup ini? Berhentilah bersikap kekanak-kanakan.
- Tidak peduli sekotor apapun dan semenyedihkan apapun dunia ini, kaulah yang menciptakan masa depanmu.
- Kau masih punya ribuan kesempatan untuk mencapainya dan berhasil.
- Bangunlah lagi tak peduli berapa kali kau jatuh.
- Hal yang paling penting adalah keyakinan.
Nah, jika ada
teman-teman guru atau sedang dalam pendidikan untuk menjadi guru yang saat ini belum menemukan arti menjadi guru,
saya sangat merekomendasikan film ini. Jadilah guru yang benar-benar tulus
berada dikelas, jadilah sahabat mereka dan bantulah mereka mengatasi
masalah-masalah mereka. Indonesia perlu banyak guru seperti Onizuka, Sang Guru
Besar.
Mungkin saya terlalu mengidolakan Onizuka Sensei,, haha |