Sok Kau Negur-Negur! Ini Hidupku Boy!! |
Ya.. kurang lebih seperti itu yang ada dipikiran ABG saat ditegur. Saya pernah ABG dan saya juga pernah punya pikiran yang sama. Jadi izinkan saya berbagi sedikit pendapat saya, jangan marah dulu, baca dulu. Pleaseee!! hehee.. agak alay ya :-p
Tidak dapat dipungkiri masa remaja adalah masa dimana seorang manusia sedang belajar untuk jadi dewasa, musti belajar bang? jelas!! Saat seorang sedang berusaha jadi pribadi yang dewasa, konsepnya dunia ini harus dieksplore, coba banyak hal. Apakah salah? tentu saja tidak. Justru ini hal yang baik. Namun ingat, coba-coba juga harus bertanggung jawab.
Pada masa-masa seperti ini teguran terdengar sangat menyakitkan, apalagi jika sang penegur menggunakan nada marah, atau bahkan terkesan mengatur.
Sebelum kamu marah mari kita sama-sama merenung, teguran pasti berasal dari seseorang yang care sama kamu, ntah itu dari sahabat, saudara yang lebih tua, orang tua, atau guru. Jika tidak ada teguran dari orang-orang terdekatmu berarti tidak ada yang peduli dengan kamu. Siapa sih yang tidak suka di pedulikan? bohong jika kamu bilang kamu suka jika tidak ada yang peduli dengan kamu.
Mungkin kamu berpikir orang dewasa sok mengatur, ingat bukan mengatur, mereka hanya PEDULI. Salahkah?
Kembali lagi, tidak salah jika di masa-masa ini kamu ingin mencoba banyak hal, tapi mari jangan skeptis dulu dengan teguran. Kamu mau lebih meng-eksplore masa mudamu silakan, seperti judul, ini hidupmu kok. Semuanya ada didalam kendalimu. Sekeras apapun orang-orang yang mempedulikanmu menegurmu, tetap saja pilihan tetap ada ditanganmu. Mereka hanya bisa mengingatkan.
Nah! ini dia poinnya. MENGINGATKAN! Saat kamu coba banyak hal, rentan sekali tersesat dan salah arah. Disinilah teguran memainkan perannya. Saat ada yang menegurmu, teguran itu seperti petunjuk bagimu. Kalau saya boleh analogikan, teguran itu seperti rambu-rambu lalu lintas. Apa rasanya jika dijalan tidak ada rambu lalu lintas, apa lagi jika jalan yang sedang kamu lalui itu adalah jalan yang baru kamu lalui, kamu sedang dalam kecepatan tinggi tiba-tiba ada tikungan tajam, sulit kan? Kira-kira seperti itulah teguran memainkan perannya. Jika kamu mengabaikan teguran bukan tidak mungkin kamu mengalami masalah. Ya.. misalnya ada rambu tikungan tajam tapi kamu tidak mengurangi kecepatan, apa yang terjadi?? Nyungsep braay... bahasa Dayaknya, "Nyungkapm".. hahaa
Jadi dari pada Nyungkapm mari jangan skeptis dulu dengan teguran, iya kalau hanya nyungkapm, kalau sampai kehilangan nyawa bagaimana? Setidak kita jangan sampai menyakiti hati orang yang menegur kita, jika sampai kamu berekspresi berlebihan terhadap orang yang menegurmu bukan tidak mungkin mereka jadi tidak peduli lagi. Nah kalau sudah begitu sama saja artinya kamu berkendara tanpa rambu lalu lintas, tidak jelas, buta dan gelap.
Kura-kura seperti itu pendapat saya, kalau salah maap. Kalau kamu setuju, jangan cuma baca, share! Mari kita peduli dengan kehidupan ini, masa depan belum jelas boy, jangan dihancurkan hanya karna kepalamu keras. Jika ada yang menegurmu, kalau tidak mau berterimakasih setidaknya jangan buat mereka mengabaikanmu.